FAJAR.CO.ID, SEATTLE—Seorang sukarelawan sehat diberi suntikan vaksin pertama yang diharapkan bisa mencegah virus corona. Dikutip dari Metro, Jennifer Haller melakukan penyuntikan di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, AS, pada Senin pagi waktu setempat.
Tes di institut itu akan
melihat 45 sukarelawan muda yang sehat diberikan dosis suntikan berbeda yang
dikembangkan oleh perusahaan farmasi NIH dan Moderna Inc. Suntikan yang
diberikan tidak akan mengandung virus corona itu sendiri, dan sebaliknya diisi
dengan perawatan potensial untuk menentukan apakah mereka dapat menyebabkan
efek samping.
Vaksin tidak akan disetujui untuk digunakan
manusia setidaknya selama satu tahun hingga 18 bulan, menurut US National
Institutes of Health, yang mendanai uji coba. Puluhan kelompok penelitian di
seluruh dunia berlomba untuk membuat vaksin ketika kasus Covid-19 – penyakit
yang disebabkan oleh virus corona.
Para peneliti berkejaran dengan waktu mencari berbagai jenis vaksin yang bisa dikembangkan dari teknologi baru yang tidak hanya lebih cepat diproduksi daripada inokulasi tradisional tetapi mungkin terbukti lebih kuat.
Ilmuwan lain berusaha mencari vaksin
sementara, yang dapat menjaga kesehatan satu atau dua bulan. Ini untuk mencoba melindungi
orang dari ancaman virus sementara waktu sambil menunggu upaya pengobatan dan pencegahan
penuh selesai.
Ahli imunologi Gedung Putih, Dr Anthony Fauci memperingatkan
bahwa orang Amerika harus menunggu satu tahun sampai satu setengah tahun
sebelum vaksin virus yang sukses dihasilkan siap untuk digunakan secara luas. Vaksin
harus dipastikan bekerja dan tidak membahayakan.
Virus corona pertama kali muncul di Wuhan, Cina, November lalu. Sejauh ini, para ilmuwan masih berusaha menemukan banyak fakta dasar tentang virus, termasuk tingkat kematiannya, dan mengapa hal itu lebih berbahaya ketika memapar orang yang lebih tua sementara di sisi lain tidak menyebabkan bahaya besar pada anak-anak yang terinfeksi.
Di Cina, para ilmuwan telah menguji kombinasi obat HIV terhadap virus corona baru, serta obat eksperimental bernama remdesivir yang sedang dikembangkan untuk memerangi Ebola. Di AS, Pusat Medis Universitas Nebraska juga mulai menguji remdesivir pada beberapa orang Amerika yang ditemukan memiliki Covid-19 setelah dievakuasi dari kapal pesiar di Jepang.
Bagi kebanyakan orang, virus corona
baru hanya menyebabkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk. Bagi
sebagian yang lain, terutama orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan
masalah kesehatan yang ada, dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah,
termasuk pneumonia.
Wabah di seluruh dunia telah memapar lebih dari
156.000 orang dan menewaskan 5.800 orang. Sebagian besar orang pulih. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia, orang dengan penyakit ringan sembuh dalam waktu
sekitar dua minggu, sementara mereka yang sakit parah mungkin membutuhkan tiga
minggu hingga enam minggu untuk pulih. (Metro/amr)